Selasa, 19 April 2011

1. ILMU BUDAYA DASAR (KESUSASTRAAN)

KESUSASTRAAN

IBD, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.

sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

Komponen- komponen prosa yang di hubungkan dalam prosa
Prosa lama :
-         Dongeng: Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
-         Hikayat: Cerita yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan, namun memiliki Pesan dan amanat bagi pembacanya.
-         Sejarah: Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul.
-         Epos
-         Cerita pelipu lara

Prosa baru :
-         Kisah: Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
-         Cerpen: Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya,
-         Novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
-         Biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
-         Otobiografi: Biografi yang ditulis oleh subyeknya.

Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi

Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra adalah :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan.
Keistimewaanya pembaca dapat pengalaman seperti mengalami sendiri peristiwa tersebut.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberi informasi sejenis yang tidak ada di ensiklopedia
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi mentimulasi imaginasi,sarana bagi pemindahan,dan merupakan warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Dengan prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan dengan pengalamannya bersama individu lain.




Hubungan ilmu budaya dasar dengan kesusastraan adalah :
    1. Sastra merupakan bahasa yang mempunyai kemampun yang menampung kegiantan manusia dan bahasa juga, manusia memahami lingkungan alam semestanya dan dapat terciptanya ilmu pengetahuan
    2. Dengan sastra kita sesama manusia juga lebih mudah berkomunikasi
    3. Sastra dapat mengatur hubungan antara sesamanya dan terciptanya ilmu-ilmu sosial



Referensi :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar