Selasa, 07 Juni 2011

Pengaruh PENDERITAAN

Pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan :

            Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh\ reaksi bermacam-macam dari sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif dapat berupa penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan.  Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa. Anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lain
Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton makan para pembaca dan penonton akan memberikan penilaian. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.


Referensi :

http://kevinkarundeng.wordpress.com/2011/03/25/manusia-dan-penderitaan/

Penderitaan dan Sebab-sebabnya

Penderitaan dan sebab-sebabnya

            Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :

  1. Penderitaan yang timbul kaerena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita, mislalnya :
·        Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap dan disiksa oleh majikanya seharusnya majikan yang biadab itu diganjaran dengan hukuman penjara oleh pengadilan negri supaya perbuatan itu dapat di perbaiki dan pembantu yang telah menderita itu bisa dipulihkan

Perbuatan buruk manusia terhadap lingkuangan juga menyebabkan penderitaan manusia, misalnya :
·        Musibah banjir dan tanah longsor bermula dari penghunian liar di hutan lindung, kemudian pohon-pohot dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur .

  1. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaab / azab tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.


Referensi :




Penderitaan , media massa dan seniman

Hubunganya :

            Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadinya penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebgainya.
            Sebab yang menimbulkan manusia adalah kecelakaan, bencana alam, bencana peran dll. Contohnya : tenggelamnya kapal di perairan luas, jatuhnya pesawat, meletusnya gunung berapi dan perang irak-iran. Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi media massa contohnya : koran, layar TV, pesawat radio dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia.
            Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara tepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antar sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
            Tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga pembaca, penontonnya dapat menghayari penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang dari kejadian itu ceritanya difilmkan.


Referensi :



Penderitaan dan Perjuangan

Penderitaan dan Perjuangan

Hubungan antara penderitaan dan perjuaangan

Setiap manusia pasti akan  merasakan suatu penderitaan,baik penderitaan yang bersifat berat ataupun ringan. Penderitaan merupakan suatu kenyataan hidup yang bersifat kodrati sehingga tidak dapat di pungkiri dan harus di terima oleh setiap manusia. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat dari manusia karena memang sudah menjadi konsekuensi hidup manusia yang tidak hanya akan merasakan kebahagiaan namun juga akan merasakan penderitaan.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang mengahadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
Banyak sekali contoh manusia yang mampu berjuang dan dapat bangkit dari keterpurukan akibat  penderitaan. Lihat saja para hidup para pemimpin bangsa dan orang-orang besar di dunia. Sebagian dari hidup mereka telah dilalui dengan penderitaan dan perjuangan . Misalnya saja Bung Karno dan Bung Hatta yang berulang kali masuk keluar penjara dalam perjuangannya untuk meraih kemerdekaan bangsa ini.


Referensi :


KEKALUTAN MENTAL 2

Proses-proses kekalutan mental
  1. Positif
Trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuha dalam kehidupan.
  1. Negatif
Trauma yang dialami diperlukan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan btik akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk Frustasi antara lain :
    • Agresi : berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitar
    • Regresi : Kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan, misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung dan memecahkan barang
    • Fiksasi : Peletakan atau pembatasan pasa suatu pola yang sama(tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, mebentur-benturkan kepala pada benda keras
    • Proyeksi : merupakan usaha melemparkan atu memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain
    • Identifikasi : Menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
    • Narsisme : self love berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain
    • Autisme : gejala menutup disir secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang menjurus ke sifat sinting


Referensi :




KEKALUTAN MENTAL 1

Tahap-tahap gangguan jiwa, yaitu :
  1. Ganguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
  2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaanya.
  3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.


Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental. Yaitu :

  1. Kepribadian yang lemah
Akibat kondisi dan jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukan dan menghancurkan mentalnya .
  1. Terjadinya konflik sosial budaya
Akibat morma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuikan diri lagi, misalnya orang pedesaan yang berat menyesuikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
  1. Cara pemantangan batin
Cara pemantangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial, over acting sebagai overcompensatie.


Referensi :




KEKALUTAN MENTAL

Pengertian Kekalutan mental

Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari satu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental .          Merupakan totalitas kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (patalogi = ilmu penyakit ). Secara sederhana, kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akiba ketidak mampuan seseorang mengatasi persoalan hidup yang harus dijalaninya, sehingga yang bersangkuan bertingkah secara kurang wajar.


Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental, yaitu :

  1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung
  2. Nampak pada kejiwaan dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu dan mudah marah


Referensi :


SIKSAAN (Siksaan PSIKIS dan Penyebab Ketakutan)

Siksaan PSIKIS
Di dalam siksaan ada beberapa siksaan yang sifatnya psikis, yaitu :
  • Kebimbangan
  • Kesepian
  • Ketakutan

Kebimbangan
            Dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang yang lemah pikirannya, masalah kebimbangan akan dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi .

Kesepian
            Dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami oleh seseorang . Kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jngan terus menerus merasakan penderitaan batin .

Ketakutan
            Ketakutan merupakan bentuk lain yang menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis .


Sebab orang merasa takut :
  • Claustrophobia : Rasa takut terhadap ruangan tertutup
  • Agoraphobia : Ketakutan yang disebabkan seseorang berada ditempat terbuka
  • Gemang : Ketakutan bila seseorang ditempat yang tinggi
  • Kegelapan : Ketakutan seseorang bila ia berada ditempat yang gelap
  • Kesakitan : Ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami
  • Kegagalan : Ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankanya mengalami kegagalan

Referensi :
Wikipedia

SIKSAAN (PHOBIA)

Phobia

Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.  Phobia adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu.ketakutan yang berkepanjangan akan membuat penderita mengalami gangguan mental yang mengakibatkan seseorang menjadi gila.maka sebaiknya seseorang yang sudah terlihat mengalami gejala ketakutakan yang sudah parah harus segera mendapat pengobatan medis.
Banyak sebab yang menjadikan seseorang  merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang.
Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.


Referensi :


SIKSAAN

Pengertian Siksaan

Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.          
Penyiksaan hampir secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para penandatangan Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan UN Convention Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja memberikan rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi atau pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga. Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi perjanjian-perjanjian tersebut.
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan.

Referensi :



Manusia dan Penderitaan 1

Contoh Penderitaan :

Beberapa contoh penderitaan yang dialami oleh tokoh” terkenal :

  • Contoh Penderitaan seorang nabi yang sejak lahir orang tuanya sudah tidak ada
-Al Qur’an maupun kitab suci agama lain banyak menguraikan penderitaan manusia sebagai peringatan bagi manusia.
Dalam riwayat Nabi Muhammad Saw. pun, diceritakan bahwa beliau dilahirkan sebagai anak yatim dan kemudian yatim piatu, yang dibesarkan kakeknya kamudian pamannya. Beliau menggembala kambing, bekerja pada orang dan sebagainya. Bahkan sebagian besar hidupnya mengalami penderitaan yang luar biasa.

  • Contoh Penderitaan seorang membuat dirinya bangkit dan menjadi seorang yg sukses
- Hamka, mengalami penderitaan yang hebat pada masa kecilnya, hingga ia sempat mengecap sekolah kelas II saja. Namun ia mampu menjadi orang terkenal, orang besar pada zamannya, berkat perjuangan hidupnya melawan penderitaan.
- Bung Hatta, yang beberapa kali menjalani pembuangan di tengah hutan Irian Jaya yang penuh belukar dan penyakit, namun Allah tetap melindunginya sehingga ia dapat menjadi pemimpin bangsanya.


Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.



Referensi :


Manusia dan Penderitaan

Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin.
Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa  yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan. keduanya termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.
Penderitaan pasti dialami oleh semua orang, Penderitaan seseorang itu sudah diatur oleh tuhan. Di dalam penderitaan pasti terselip kebahagian yang kita belum ketahui tinggal kitanya yang bagaimana menyikapi penderitaan tersebut, apakah penderittan yang kita alami akan membuat kita putus asa atau tetap bersyukur dan tetap semangat agar keluar dari penderitaan tersebut .


Referensi :


Manusia dan Keindahan 7

Teori Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar.
Keserasian adalah perpaduan, pertentangan, ukuran, seimbang. Terdapat 2 teori keserasian :

1.      Teori subjektif dan objektif

The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alarn pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teon subyektif. Pendukung teon obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teon subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke. Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya
  • Teori subjektif: ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tak ada
  • Teori objektif: cirri-ciri yang mencipta nilai estetik
2.      Teori perimbangan
Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, dan pelimpahan.Teori pengimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.Teori ini hanya berlaku dari abad ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.

Referensi :

Manusia dan Keindahan 6

Teori Renungan
 Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori.
Teori-teori itu ialalh :
- Teori pengungkapan
- Teori metafisik
- Teori psikologi.

  • Teori pengungkapan
Rumusan dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individuil yang menghasilkan gambaran angan-angan . Dengan demikian pengungkapan itu berwujud pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.
  • Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi
  • Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.

Referensi :


Manusia dan Keindahan 5

Kontemplasi dan Ekstansi

Pengertian
Keindahan dapat digolongkan menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
Kontemplasi adalah suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan sehari-hari orang mungkin berkontemplasi dengan dirinya sendiri atau mungkin juga dengan benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan tertentu berkenaan dengan dirinya atau di luar dirinya.
Di kalangan umum kontemplasi diartikan sebagai aktivitas melihat dengan mata atau dengan pikiran untuk mencari sesuatu dibalik yang tampak atau tersurat misalnya, dalam ekspresi seseorang sedang berkontemplasi dengan bayang-bayang atau dirinya dimuka cermin.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.

Refernsi :
http://sherlyoctz.blog.com/2010/05/19/5-manusia-dan-keindahan/

Manusia dan Keindahan 4

Nilai Ekstrinsik dan Intrinsik

Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.
Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atu sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri.

Sebagai contoh :
  • Puisi bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai instrinsik.
  • Tari, tartan Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya.
    Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tartan itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.




Referensi :


Manusia dan Keindahan 3

Nilai Estetik

Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.

Apakah nilai estetik itu ? dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberbargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai berikut :
"The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes it to be on interest to an individual or a group". ( kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).
Menurut kamus itu selanjutnya nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang hams dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri.
Nilai itu oleh orang dipercaya terdapit pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.

Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Nilai Ekstrinsik dan Intrinsik.



Referensi :

Manusia dan Keindahan 2

KEINDAHAN seluas-luasnya

Keindahan itu relativ (tergantung segi orang yang memandang) dan keindahan tergantung pula pada suatu nilai/penghargaan seseorang terhadap suatu hal. Keindahan itu pada dasarnya alamiah. Alam ciptaan tuhan(Keindahan itu ciptaan tuhan).

A. Keindahan dalam arti luas

Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa yunani dulu didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebutkan tentang watak yang indah dan hukum yang indah, Aristoteles merumuskan keindahan sebagai suatu yang selain baik juga menyenangkan, Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebijakan yang indah. Orang yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan dapat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa yunani juga mengenal kendahan dalan arti estetis yang disebutnya ”symetria” untuk keindahan berdasarkan pengelihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran .

Keindahan seluas-luasnya meliputi :
  • Keindahan seni
  • Keindahan alam
  • Keindahan moral
  • Keindahan intelektual

B. Keindahan dalam arti estetik murni

Keindahan dalam estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubunganyya dalam segala sesuatu yang diserapnya.

C. Keindahan dalam arti terbatas

Keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan pengelihatan yakni berupa keindahan dari bentu dan warna.




Referensi :




Manusia dan keindahan 1

KEINDAHAN benda yang berkualitas abstrak

Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak sebagai sebuah benda tertentu yang indah,  Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas, keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan suatu yang berwujud atau suatu karya, dapat di contohkan seperti lukisan. Sebelum kita membahas lebih lanjut sebaiknya harus terlebih dahulu apa yang dimaksud tentang lukisan .

Lukisan adalah karya seni yang diproses pembuatanyya dilakukan dengan memulaskan berbagai warna, dengan kedalaman warna ”pigemen” dalam pelarut atau medium dan gen pengikat(lem) untuk pengenceran air, gen pengikat berupa minyak linen untuk cat minyak dengan pengenceran terpenthin pada permukaan seperti kertas, kanvas atau dinding. Ini dilakukan oleh seorang pelukis dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis. Manusia telah melukis selama 6 kali lama berbanding pengunaan ulisan. Sebagai contoh lukisan-lukisan yang berada di gua-gua tempat manusia prasejarah.

Contoh :
 

Lukisan diatas adalah lukisan kegiatan di pasar, kegiatan ini bisa dinikmati keindahannya oleh siapa saja yang melihat jika mereka sedang dipasar. Keindahan ini bisa dinikmati semua orang walaupun tidak sedang kepasar maka keindahan kegiatan dipasar bisa dituangkan dalam kanvas yang berupa lukisan.



Referensi :


Manusia dan Keindahan

Pengertian KEINDAHAN

Kata keindahan ”beau”(dalam bahasa perancis) ”beautiful”(dalam bahasa inggris) ”belld”(dalam bahasa spanyol) ”bellum”(dalam bahasa latin). Berasal dari kata indah yang artinya bagus, permai, cantik, elok, melok, dan sebagainya .

Keindahan atau juga disebut keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang hewan, tempat, objek atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan bermakna atau kepuasan, Sifat indah bukan hanya yang disebutkan diatas tetapi juga benda seni, pemandangan alam, rumah tangga, suara, warna dan suatu permainan pun dapat dikatakan indah. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas, keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan suatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kita melihat itu indah itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk atau nilai.

Dalam ”Kamus Besar Bahasa Indonesia” keindahan juga dapat diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang cantik, bagus, benar dan elok. Keindahan dipelajari sebagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial dan budaya. Keindahan yang ideal adalah sebuah entitas yang dikagumi atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu atau kesempurnaan .

Keindahan sering melibatkan penafsiran beberapa intitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman emosional. Sering dikatakan bahwa ”Beuty is in the eye of the beholder” atau diartikan sebagai ”Keindahan itu berada pada mata yang melihatnya” .




Referensi :